Rabu, 06 Januari 2010

Budaya Tionghoa Perkaya Budaya Nasional

Indonesia adalah bangsa yang kaya dengan keragaman budayanya. Kita masing-masing perlu melestarikan, mengembangkan budaya komunitas untuk memperkaya kebudayaan nasional. Seni budaya harus disertai sikap dan orientasi budaya. Sikap budaya masih merupakan tantangan. Maju atau tidak, atau ketinggalan atau tidak, sikap budaya ini sangat menentukan.

Demikian pemikiran yang mengemuka ketika Pemerhati Masalah Kebangsaan Siswono Yudo Husodo dan Pemimpin Umum Harian Kompas Jakob Oetama menyampaikan sambutan pada pembukaan Pameran Warisan Tinghoa Peranakan, Kamis (15/1) malam di Bentara Budaya Jakarta (BBJ).

Siswono Yudo Husodo mengatakan, masyarakat Tinghoa sudah datang ke Indonesia sejak 1000 tahun lebih. Mereka yang datang tidak homogen. Mereka datang dari suku, bahasa, dan budaya yang beragam. Karena yang datang beragam dan yang didatangi juga beragam, maka akulturasi yang terjadi di situ menghasilkan kebudayaan Tionghoa peranakan yang beragam. Akulturasi antara pendatang Tionghoa dengan masyarakat setempat dalam varian kehidupan yang sangat luas.

Betapa kayanya bangsa ini. Mengindonesia belum selesai. Kita masih dalam taraf test case membentuk bangsa kita. Karena memang luar biasa, hampir tidak ada teori yang membenarkan bangsa yang beragam i ni bisa mengaku satu bangsa. Berbeda dengan bangsa Jerman, yang menyatu karena satu bahasa. Begitu juga Inggris, Perancis, Spanyol, dan bangsa Italia menjadi satu kerana kesamaan bahasa. Atau Malaysia, Singapura, dan Srilanka karena kesamaan kontinen daratan, katanya.

Menurut Siswono, dengan segala kekurangan dan kelebihannya, kebudayaan Tinghoa yang datang ke Indonesia telah ikut memperkaya kebudayaan nasional kita. Dan sebaliknya, kebudayaan lokal ikut memperkaya kebudayaan para pendatang itu. Sehingga dengan demikian, ciri-ciri kebudayaan Tinghoa peranakan di Indonesia jauh lebih kaya dari budaya Tinghoa perantauan Tionghoa peranakan di Singapura dan Malaysia.

Sementara menurut Jakob Oetama, kekayaan budaya Indonesia yang beragam itu, sekaligus menegaskan bahwa B hineka Tunggal Ika tetap aktual dalam perubahan zaman. Indonesia akan tetap Bhineka Tunggal Ika.

Malam ini (Pameran Budaya Tinghoa Peranakan) luar biasa. Bagi saya, asosiasi (Komunitas Lintas Budaya Indonesia) yang spontan itu Bhineka Tunggal Ika, katanya.

Menurut Jakob, seni budaya harus disertai sikap dan orientasi budaya, yaitu nilai-nilai sikap hidup yang bisa mengembangkan bukan saja seni budaya tetapi juga sumber kekayaan alam, untuk kesejahteraan. Seni budaya sangat oke, tinggal memelihara. Sikap budaya, lanjutnya, masih merupakan tantangan. Maju atau tidak, atau ketinggalan atau tidak, sikap budaya ini, sangat menentukan.

Kebudayaan jawa

Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki lingkungan geografis yang sangat kompleks, terdiri dari lebih 17.000 buah pulau-pulau besar kecil, yang semua satu sama lainnya dipisahkan oleh selat-selat dan lautan yang sangat luas. Lingkungan geografis ini akan semakin kompleks lagi apabila kita lihat pada pulau-pulau yang besar, adanya danau yang luas, sungai yang lebar, pegunungan yang tinggi, hutan yang lebat, dan lain sebagainya.

Lingkungan geografis semacam itulah yang menjadi salah satu faktor utama terbentuknya aneka macam suku bangsa, budaya, dan bahasa. Bahkan berdasarkan keanekaragaman bahasa ini, para ahli antropologi memperkirakan bahwa diIndonesia terdapat hampir 250 suku bangsa yang lainnya.

Suku bangsa Jawa adalah suku bangsa yang mendiami pulau Jawa bagian tengah dan timur, serta daerah-daerah yang disebut kejawen sebelum terjadi perubahan seperti sekarang ini. Daerah itu ialah Banyumas, Kedu, Yogyakarta, Surakarta, Madiun, Malang, dan Kediri, sedang daerah di luar ini dinamakan pesisir dan ujung timur. Daerahyang merupakan pusat kebudayaan Jawa adalah 2 daerah yang luas bekas Kerajaan Mataram, yaitu Yogyakarta dan Surakarta yang terpecah pada tahun 1755. Sekian banyak daerah tempat kediaman orang Jawa ini terdapat berbagai variasi dan perbedaan-perbedaanyang bersifat lokal dalam beberapa unsur kebudayaannya seperti perbedaan mengenai berbagai istilah teknis, dialek bahasa, dan lain-lain. Namun tidak menunjukkan perbedaanyang besar, sebab masih menunjukkan satu pola atau satu sistem kebudayaan Jawa.


KEBUDAYAAN JAWA


IDENTIFIKASI
Daerah Kebudayaan Jawa bukanlah meliputi seluruh Pulau Jawa. Namun hanya meliputi seluruh bagian tengah dan timur dari Pulau Jawa. Dua daerah pecahan Kerajaan Mataram yaitu Surakarta dan Yogyakarta merupakan pusat dari Kebudayaan Jawa. Dalam hal bahasa yang digunakan, berdasarkan kriteria tingkatannya orang Jawa mengenal dua macam bahasa Jawa. Yaitu bahasa Jawa Ngoko dan Krama.
Jumlah penduduk Jawa Tengah, Jawa Timur dan Madura menurut angka sensus 1930 adalah 30.321.000 jiwa dengan padat penduduk rata-rata 402 per km², sedangkan lebihdari 30 tahun kemudian, ialah menurut angka sensus tahun 1961, penduduk ketiga daerah tersebut adalah 42.471.000 jiwa, dengan padat penduduk rata-rata 567 per km².

JAWA TENGAH
Jawa Tengah adalah sebuah NDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki lingkungan geografis yang sangat kompleks, terdiri dari lebih 17.000 buah pulau-pulau besar kecil, yang semua satu sama lainnya dipisahkan oleh selat-selat dan lautan yang sangat luas. Lingkungan geografis ini akan semakin kompleks lagi apabila kita lihat pada pulau-pulau yang besar, adanya danau yang luas, sungai yang lebar, pegunungan yang tinggi, hutan yang lebat, dan lain sebagainya.

Lingkungan geografis semacam itulah yang menjadi salah satu faktor utama terbentuknya aneka macam suku bangsa, budaya, dan bahasa. Bahkan berdasarkan keanekaragaman bahasa ini, para ahli antropologi memperkirakan bahwa diIndonesia terdapat hampir 250 suku bangsa yang lainnya.

Suku bangsa Jawa adalah suku bangsa yang mendiami pulau Jawa bagian tengah dan timur, serta daerah-daerah yang disebut kejawen sebelum terjadi perubahan seperti sekarang ini. Daerah itu ialah Banyumas, Kedu, Yogyakarta, Surakarta, Madiun, Malang, dan Kediri, sedang daerah di luar ini dinamakan pesisir dan ujung timur. Daerahyang merupakan pusat kebudayaan Jawa adalah 2 daerah yang luas bekas Kerajaan Mataram, yaitu Yogyakarta dan Surakarta yang terpecah pada tahun 1755. Sekian banyak daerah tempat kediaman orang Jawa ini terdapat berbagai variasi dan perbedaan-perbedaanyang bersifat lokal dalam beberapa unsur kebudayaannya seperti perbedaan mengenai berbagai istilah teknis, dialek bahasa, dan lain-lain. Namun tidak menunjukkan perbedaanyang besar, sebab masih menunjukkan satu pola atau satu sistem kebudayaan Jawa.


KEBUDAYAAN JAWA


IDENTIFIKASI
Daerah Kebudayaan Jawa bukanlah meliputi seluruh Pulau Jawa. Namun hanya meliputi seluruh bagian tengah dan timur dari Pulau Jawa. Dua daerah pecahan Kerajaan Mataram yaitu Surakarta dan Yogyakarta merupakan pusat dari Kebudayaan Jawa. Dalam hal bahasa yang digunakan, berdasarkan kriteria tingkatannya orang Jawa mengenal dua macam bahasa Jawa. Yaitu bahasa Jawa Ngoko dan Krama.
Jumlah penduduk Jawa Tengah, Jawa Timur dan Madura menurut angka sensus 1930 adalah 30.321.000 jiwa dengan padat penduduk rata-rata 402 per km², sedangkan lebihdari 30 tahun kemudian, ialah menurut angka sensus tahun 1961, penduduk ketiga daerah tersebut adalah 42.471.000 jiwa, dengan padat penduduk rata-rata 567 per km².

Hari Besar Umat Hindu Bali

Hari Raya Nyepi

Hari Raya Nyepi dirayakan setiap tahun Baru Caka (pergantian tahun Caka). Yaitu pada hari Tilem Kesanga (IX) yang merupakan hari pesucian Dewa-Dewa yang berada di pusat samudera yang membawa inti sarining air hidup (Tirtha Amertha Kamandalu). Untuk itu umat Hindu melakukan pemujaan suci terhadap Dewa-Dewa tersebut.


Tujuan utama Hari Raya Nyepi adalah memohon kehadapan Tuhan Yang Mahaesa, untuk menyucikan Bhuwana Alit (alam manusia) dan Bhuwana Agung (alam semesta). Rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi adalah sebagai berikut :

1. Tawur (Pecaruan), Pengrupukan, dan Melasti.

Sehari sebelum Nyepi, yaitu pada "panglong ping 14 sasih kesanga" umat Hindu melaksanakan upacara Butha Yadnya di perempatan jalan dan lingkungan rumah masing-masing, dengan mengambil salahg satu dari jenis-jenis "Caru" menurut kemampuannya. Bhuta Yadnya itu masing-masing bernama; Panca Sata (kecil), Panca Sanak (sedang), dan Tawur Agung (besar).

Tawur atau pecaruan sendiri merupakan penyucian/pemarisudha Bhuta Kala, dan segala 'leteh' (kotor), semoga sirna semuanya.

Caru yang dilaksanakan di rumah masing-masing terdiri dari; nasi manca warna (lima warna) berjumlah 9 tanding/paket, lauk pauknya ayam brumbun (berwarna-warni) disertai tetabuhan arak/tuak. Bhuta Yadnya ini ditujukan kepada Sang Bhuta Raja, Bhuta Kala dan Bhatara Kala, dengan memohon supaya mereka tidak mengganggu umat.

Setalah mecaru dilanjutkan dengan upacara pengerupukan, yaitu : menyebar-nyebar nasi tawur, mengobori-obori rumah dan seluruh pekarangan, menyemburi rumah dan pekarangan dengan mesui, serta memukul benda-benda apa saja (biasanya kentongan) hingga bersuara ramai/gaduh. Tahapan ini dilakukan untuk mengusir Bhuta Kala dari lingkungan rumah, pekarangan, dan lingkungan sekitar.

Khusus di Bali, pada pengrupukan ini biasanya dimeriahkan dengan pawai ogoh-ogoh yang merupakan perwujudan Bhuta Kala yang diarak keliling lingkungan, dan kemudian dibakar. Tujuannya sama yaitu mengusir Bhuta Kala dari lingkungan sekitar.

Selanjutnya dilakukan Melasti yaitu menghanyutkan segala leteh (kotor) ke laut, serta menyucikan "pretima". DIlakukan di laut, karena laut (segara) dianggap sebagai sumber Tirtha Amertha (Dewa Ruci, dan Pemuteran Mandaragiri). Selambat-lambatnya pada Tilem sore, pelelastian sudah selesai.

2. Nyepi

Keesoka harinya, yaitu pada "panglong ping 15" (Tilem Kesanga), tibalah Hari Raya Nyepi. Pada hari ini dilakukan puasa/peberatan Nyepi yang disebut Catur Beratha Penyepian dan terdiri dari; amati geni (tiada berapi-api/tidak menggunakan dan atau menghidupkan api), amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelanguan (tidak mendengarkan hiburan). Beratha ini dilakukan sejak sebelum matahari terbit.

Menurut umat Hindu, segala hal yang bersifat peralihan, selalu didahului dengan perlambang gelap. Misalnya seorang bayi yang akan beralih menjadi anak-anak (1 oton/6 bulan), lambang ini diwujudkan dengan 'matekep guwungan' (ditutup sangkat ayam). Wanita yang beralih dari masa kanak-kanak ke dewasa (Ngeraja Sewala), upacaranya didahului dengan ngekep (dipingit).

Demikianlah untuk masa baru, ditempuh secara baru lahir, yaitu benar-benar dimulai dengan suatu halaman baru yang putih bersih. Untuk memulai hidup dalam caka/tahun barupun, dasar ini dipergunakan, sehingga ada masa amati geni.

Yang lebih penting dari dari pada perlambang-perlambang lahir itu (amati geni), sesuai dengan Lontar Sundari Gama adalah memutihbersihkan hati sanubari, dan itu merupakan keharusan bagi umat Hindu.

Tiap orang berilmu (sang wruhing tatwa dnjana) melaksanakan; Bharata (pengekangan hawa nafsu), yoga ( menghubungkan jiwa dengan paramatma (Tuhan), tapa (latihan ketahanan menderita), dan samadhi (menunggal kepada Tuhan/Ida Sang Hyang Widhi), yang bertujuan kesucian lahir bathin).

Semua itu menjadi keharusan bagi umat Hindu, sehingga akan mempunyai kesiapan bathin untuk menghadapi setiap tantangan kehidupan di tahun yang baru. Kebiasaan merayakan Hari Raya dengan berfoya-foya, berjudi, mabuk-mabukan adalah sesuatu kebiasaan yang keliru dan mesti dirubah.

3. Ngembak Geni (Ngembak Api)

Terakhir dari perayaan Hari Raya Nyepi adalah hari Ngembak Geni yang jatuh pada tangal ping pisan (1) sasih kedasa (X). Pada hari Inilah tahun baru Caka tersebut dimulai. Umat Hindu bersilahturahmi dengan keluarga besar dan tetangga, saling maaf memaafkan (ksama), satu sama lain.

Dengan suasana baru, kehidupan baru akan dimulai dengan hati putih bersih. Jadi kalau tahun masehi berakhir tiap tanggal 31 Desember dan tahun barunya dimulai 1 Januari, maka tahun Caka berakhir pada panglong ping limolas (15) sasih kedasa (X), dan tahun barunya dimulai tanggal 1 sasih kedasa (X).

Sejarah Batik Indonesia

Batik secara historis berasal dari zaman nenek moyang yang dikenal sejak abad XVII yang ditulis dan dilukis pada daun lontar. Saat itu motif atau pola batik masih didominasi dengan bentuk binatang dan tanaman. Namun dalam sejarah perkembangannya batik mengalami perkembangan, yaitu dari corak-corak lukisan binatang dan tanaman lambat laun beralih pada motif abstrak yang menyerupai awan, relief candi, wayang beber dan sebagainya. Selanjutnya melalui penggabungan corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batik tulis seperti yang kita kenal sekarang ini.

Jenis dan corak batik tradisional tergolong amat banyak, namun corak dan variasinya sesuai dengan filosofi dan budaya masing-masing daerah yang amat beragam. Khasanah budaya Bangsa Indonesia yang demikian kaya telah mendorong lahirnya berbagai corak dan jenis batik tradisioanal dengan ciri kekhususannya sendiri.

Perkembangan Batik di Indonesia
Sejarah pembatikan di Indonesia berkaitan dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan kerajaan sesudahnya. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerajaan Solo dan Yogyakarta.

Kesenian batik merupakan kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing.
Dalam perkembangannya lambat laun kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga istana, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria.

Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri. Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai terdiri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari : pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur.

Jadi kerajinan batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit dan terus berkembang hingga kerajaan berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah usai perang dunia kesatu atau sekitar tahun 1920. Kini batik sudah menjadi bagian pakaian tradisional Indonesia.

Batik Pekalongan
Meskipun tidak ada catatan resmi kapan batik mulai dikenal di Pekalongan, namun menurut perkiraan batik sudah ada di Pekalongan sekitar tahun 1800. Bahkan menurut data yang tercatat di Deperindag, motif batik itu ada yang dibuat 1802, seperti motif pohon kecil berupa bahan baju.

Namun perkembangan yang signifikan diperkirakan terjadi setelah perang besar pada tahun 1825-1830 di kerajaan Mataram yang sering disebut dengan perang Diponegoro atau perang Jawa. Dengan terjadinya peperangan ini mendesak keluarga kraton serta para pengikutnya banyak yang meninggalkan daerah kerajaan. Mereka kemudian tersebar ke arah Timur dan Barat. Kemudian di daerah - daerah baru itu para keluarga dan pengikutnya mengembangkan batik.

Ke timur batik Solo dan Yogyakarta menyempurnakan corak batik yang telah ada di Mojokerto serta Tulungagung hingga menyebar ke Gresik, Surabaya dan Madura. Sedang ke arah Barat batik berkembang di Banyumas, Kebumen, Tegal, Cirebon dan Pekalongan. Dengan adanya migrasi ini, maka batik Pekalongan yang telah ada sebelumnya semakin berkembang.

Seiring berjalannya waktu, Batik Pekalongan mengalami perkembangan pesat dibandingkan dengan daerah lain. Di daerah ini batik berkembang di sekitar daerah pantai, yaitu di daerah Pekalongan kota dan daerah Buaran, Pekajangan serta Wonopringgo.
Perjumpaan masyarakat Pekalongan dengan berbagai bangsa seperti Cina, Belanda, Arab, India, Melayu dan Jepang pada zaman lampau telah mewarnai dinamika pada motif dan tata warna seni batik.

Sehubungan dengan itu beberapa jenis motif batik hasil pengaruh dari berbagai negara tersebut yang kemudian dikenal sebagai identitas batik Pekalongan. Motif itu, yaitu batik Jlamprang, diilhami dari Negeri India dan Arab. Lalu batik Encim dan Klengenan, dipengaruhi oleh peranakan Cina. Batik Belanda, batik Pagi Sore, dan batik Hokokai, tumbuh pesat sejak pendudukan Jepang.

Perkembangan budaya teknik cetak motif tutup celup dengan menggunakan malam (lilin) di atas kain yang kemudian disebut batik, memang tak bisa dilepaskan dari pengaruh negara-negara itu. Ini memperlihatkan konteks kelenturan batik dari masa ke masa.

Batik Pekalongan menjadi sangat khas karena bertopang sepenuhnya pada ratusan pengusaha kecil, bukan pada segelintir pengusaha bermodal besar. Sejak berpuluh tahun lampau hingga sekarang, sebagian besar proses produksi batik Pekalongan dikerjakan di rumah-rumah. Akibatnya, batik Pekalongan menyatu erat dengan kehidupan masyarakat Pekalongan yang kini terbagi dalam dua wilayah administratif, yakni Kotamadya Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan.

Pasang surut perkembangan batik Pekalongan, memperlihatkan Pekalongan layak menjadi ikon bagi perkembangan batik di Nusantara. Ikon bagi karya seni yang tak pernah menyerah dengan perkembangan zaman dan selalu dinamis. Kini batik sudah menjadi nafas kehidupan sehari-hari warga Pekalongan dan merupakan salah satu produk unggulan. Hal itu disebabkan banyaknya industri yang menghasilkan produk batik. Karena terkenal dengan produk batiknya, Pekalongan dikenal sebagai KOTA BATIK. Julukan itu datang dari suatu tradisi yang cukup lama berakar di Pekalongan. Selama periode yang panjang itulah, aneka sifat, ragam kegunaan, jenis rancangan, serta mutu batik ditentukan oleh iklim dan keberadaan serat-serat setempat, faktor sejarah, perdagangan dan kesiapan masyarakatnya dalam menerima paham serta pemikiran baru.

Batik yang merupakan karya seni budaya yang dikagumi dunia, diantara ragam tradisional yang dihasilkan dengan teknologi celup rintang, tidak satu pun yang mampu hadir seindah dan sehalus batik Pekalongan.

tugas IBD

1. Istilah lain dari pengetahuan budaya adalah…

A. The Humanities

2. IBD dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah…

C. Basic Humanities

3. Tujuan IBD adalah…

D. Mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikirannya serta kemampuan kritikalnya terhadap masalah-masalah budaya sehingga daya tanggap, persepsi dan penalaran mengenai lingkungan budaya manusia dapat menjadi lebih manusiawi

4. Dengan mempelajari IBD para mahasiswa diharapkan dapat menemukan…

D. Berbagai sikap, nilai harga diri dan sifat kemanusiaan yang sangat bermanfaat untuk memperdalam dan memperluas persepsi, tanggapan, wawasan dan penalaran sehingga mampu memperluas budi pekertinya dan tanggap terhadap masalah – masalah budaya disekitarnya

5. IBD adalah…

C. Pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep – konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah – masalah manusia dan budaya

6. Masalah budaya dalam kajian IBD adalah…

B. Masalah – masalah perubahan system nilai budaya

7. Masalah kemanusiaan dalam kajian IBD adalah…

C. Masalah mengenai akiabat negative dari perubahan system nilai budaya

8. IBD dapat digolongkan dalam ilmu pengetahuan…

B. Budaya ( The Humanities )

9. Daya rasa ( perasaan ) di dalam diri manusia itu ada dua macam yaitu…

D. Perasaan inderawi dan perasaan rohani

10. Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia seperti di bawah ini, kecuali…

D. Perasaan takut

11. Apabila seseorang memiliki kelebihan pada dirinya ia merasa tinggi, angkuh dan sombong, sebaliknya apabila ada kekurangannya pada dirinya ia merasa rendah diri. Hal ini berkaitan dengan perasaan luhur yang terdapat pada manusia yaitu…

C. Perasaan diri

12. Seseorang merasa senang atau puas apabila ia dapat mengetahui sesuatu, sebaliknya tidak senang atau tidak puas apabila ia tidak berhasil mengetahui sesuatu. Hai ini berkaitan dengan perasaan luhur yang terdapat pada manusia yaitu…

D. Perasaan intelektual

13. Orang yang lebih dikendalikan oleh Id nya disbanding super egonya adalah…

C. Orang yang senang dengan penyimpangan nilai – nilai masyarakat

14. Yang disebut dengan kepribadian eksekutif adalah… B. Ego

15. Manusia disebut makhluk ekologi karena…

C. Manusia mempunyai sifat alamiah tunduk pada hukum alamiah pula

16. Menurut Selo Soemarjan kebudayaan adalah…

A. Semua hasil karya, rasa dan karsa

17. Yang termasuk culture determinism adalah…

A. Kota pariwisata adalah Bali, Jakarta, Bandung

18. Kebudayaan sebagai super-organik, maksudnya…

C. Kebudayaan turun temurun dari generasi ke generasi hidup terus

19. Wujud kebudayaan adalah…

B. Kompleks gagasan, kompleks aktifitas, dan wujud sebagai benda

20. Kompleks aktifitas dari sistim religi adalah…

A. Upacara – upacara keagamaan

21. Kompleks aktifitas dari sistim ekonomi adalah…

C. Kegiatan jual beli

22. Wujud sebagai benda dari system kesenian adalah…

B. Barang – barang hasil seni seperti ukiran, lukisan dsb

23. Unsur kebudayaan besar ( cultural universal ) dapat dijabarkan menjadi bagian yang lebih kecil, yaitu bagian yang paling kecil yang sudah tidak bisa dibagi-bagi lagi disebut…

C. Items

24. Bila kebudayaan asli cukup kuat, pengaruh kebudayaan luar lemah maka...

A. Kebudayaan asli tetap bertahan

25. Konsekwensi Indonesia yang terletak pada posisi silang terhadap kebudayaan adalah… C. Memperoleh pengaruh luar yang besar

26. Kesenian adalah hasil manusia sebagai…

B. Homo aesteticus

27. Percampuran antara dua kebudayaan atau lebih tetapi unsur – unsur kebudayaan yang tercampurkan masih nampak ini disebut…

B. Akulturasi

28. Dibawah ini adalah macam – macam norma, kecuali…

D. Hukum ( volkways )

29. Secara umum sifat kebudayaan adalah…

B. Dinamis

30. Kebudayaan akan cenderung berubah lebih cepat apabila…

A. Lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup berada di masyarakat yang hidupnya terbuka, yang berada dalam jalur – jalur hubungan dengan kebudayaan lain

31. Unsur kebudayaan yang sulit diterima oleh sesuatu masyarakat adalah…

A. Unsur – unsur yang menyangkut sistim kepercayaan seperti ideology

32. Perasaan sastra dalam perkuliahan IBD adalah…

C. Sastra digunakan sebagai alat sekaligus sumber belajar untuk membahas masalah – masalah kemanusiaan agar mahasiswa menjadi lebih humanus

33. Nilai – nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra adalah sebagai berikut, kecuali…

D. Sastra memberikan keinsyafan individu

34. Novel yang berlatar belakang perjuangan mengungkapkan jiwa – jiwa kepahlawanan, impian – impian, harapan – harapan, aspirasi – aspirasi dari generasi terdahulu yang seharusnya dapat dihayati oleh generasi kini, maka novel – novel tersebut memberikan kepada pembacanya…

B. Warisan cultural

35. Cinta tingkat tertinggi adalah…

A. Cinta kepada Tuhan, Rosulullah dan jihad di jalan Allah

36. Pada hakekatnya orang bersembahyang itu…

D. A, B dan C betul semua

37. Orang mempunyai belas kasihan terhadap sesama atas dasar…

B. Penderitaan yang dialami

38. Hikmah cinta adalah seperti tersebut dibawah ini, kecuali…

D. Kesempatan emas buat pemuda pemudi untuk memadu cinta

39. Kemampuan negative bagi seniman yang mampu menciptakan keindahan adalah seperti tersebut dibawah ini, kecuali…

D. Merasa puas dengan hasil karyanya

40. Di bawah ini termasuk nilai ektrinsik, kecuali…

D. Dipakai buat menutup aurat, melindungi dari rasa panas dan dingin

41. Teori subyektif pada keindahan mengatakan…

A. Ciri – ciri menyatakan keindahan itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri seseorang yang mengamati saja

42. Unsur pertentangan yang mengandung pengertian serasi adalah…

D. Dosenya menerangkan, mahasiswanya mendengarkan sehingga tercipta suasana yang serasi dikelas itu

43. Alasan / motivasi dan tujuan seniman menciptakan keindahan adalah seperti tersebut dibawah ini, kecuali…

D. Karena untuk menghibur dirinya bagi para seniman agar hidupnya tidak jenuh

44. Phobia adalah merupakan sakit… B. Psikis

45. Claustrophobia adalah… A. Rasa takut terhadap ruangan tertutup

46. Sebab – sebab timbulnya kekalutan mental adalah seperti tersebut dibawah ini, kecuali… D. Cara mengatur pola makan yang salah

47. Kekalutan mental bisa mendorong seseeorang kearah positif yaitu seperti…

A. Usaha agar tetap survive dalam hidupnya seperti dengan melakukan solat tahajud

48. Agresi adalah bentuk – bentuk frustasi yang ditandai dengan…

A. Berupa kemarahan yang meluap – luap akibat emosi yang tidak terkendali

49. Pada jaman teknologi modern sekarang ini berita penderitaan cepat tersebar luas kepenjuru dunia, hal ini…

A. Menguntungkan karena dapat menyentuh hati pembaca atau pendengarnya